Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar - Hallo sahabat sacerdoteamigo, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Buah Cabe, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
link : Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia juga sangat beragam. Secara umum, masyarakat mengenal cabai rawit yaitu putih dan cabai rawit hijau. Padahal setiap tempat mempunyai ciri dan macam cabai rawit yang berbeda-beda pula. Budidaya cabai rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding dengan cabai besar. Tanaman ini lebih tahan terhadap serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabai sanggup juga menyerang pada cabai rawit. Kali ini ruangtani akan menguraikan cara sukses perjuangan budidaya cabai rawit, mulai dari pemilihan benih hingga penanganan panen.
Anda sekarang membaca artikel Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar dengan alamat link https://sacerdoteamigo.blogspot.com/1989/06/cara-menanam-cabai-rawit-desa-yang-benar.html
Judul : Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
link : Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
Tehnik penanaman cabai rawit dari desa yang tepat bagi petani cabe. Cabe rawit (Capsicum frutescens) yaitu tumbuhan dari benua Amerika. Namun Tanaman ini juga cocok dikembangkan di kawasan tropis terutama sekitar khatulistiwa. Tanaman ini juga paling cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 0-500 meter dpl. Meskipun begitu, cabai rawi jugat sanggup tumbuh baik hingga ketinggian 1000 meter dpl. Untuk tempat yang terlalu tinggi, produktivitas tumbuhan ini akan berkurang. Di dataran tinggi, tumbuhan cabai rawit sanggup berbuah. Hanya saja periode waktu panennya yang lebih sedikit dibanding dataran rendah. Selain itu juga, produksi biji pada buah cabai rawit lebih sedikit. Ini sanggup dianggap sebagai keunggulan atau kelemahan. Karena tentu saja konsumen menyukainya dengan bobot buah yang menjadi sangat ringan.
Cabe rawit yang dibudidayakan di Indonesia juga sangat beragam. Secara umum, masyarakat mengenal cabai rawit yaitu putih dan cabai rawit hijau. Padahal setiap tempat mempunyai ciri dan macam cabai rawit yang berbeda-beda pula. Budidaya cabai rawit relatif lebih rendah resikonya dibanding dengan cabai besar. Tanaman ini lebih tahan terhadap serangan hama, meskipun hama yang menyerang cabai sanggup juga menyerang pada cabai rawit. Kali ini ruangtani akan menguraikan cara sukses perjuangan budidaya cabai rawit, mulai dari pemilihan benih hingga penanganan panen.
Penyemaian benih cabai rawit
Kebutuhan benih untuk satu hektar lahan sebagai budidaya cabai rawit membutuhkan sekitar 0,5 kg. Benih tersebut juga harus disemaikan terlebih dahulu untuk dijadikan sebagai bibit. Tempat penyemaian hendaknya diberi naungan untuk menghindari terjadinya terik matahari secara langsung, kucuran hujan deras serta terpaan angin. Siapkan polybag ukuran 5×10 cm kemudian isi dengan beberapa media persemaian hingga ¾ bagiannya. Media persemaian juga terdiri dari adonan tanah, arang sekam serta kompos antara perbandingan 1:1:1. Kemudian Ayak terlebih dahulu bahan-bahan tersebut kemudian aduk secara merata.
Setelah media persemaian sudah siap,lalu rendam benih cabai rawit pada air hangat selama kurang lebih 6 jam. Maksudnya untuk merangsang sebagai pertumbuhan. kemudian masukkan benih tersebut kedalam polybag sedalam 0,5 cm,kemudian tutup permukaannya dengan media tanam.
Untuk Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Agar kucuran air tidak merusak media tanam tersebut, tutup permukaan polybag dengan kertas koran. Lalu Kemudian siram permukaan kertas koran dengan gembor hingga airnya menetes ke dalam permukaan polybag. Benih akan tumbuh menjadi bibit cabai rawit maksimal sehabis dua ahad penananman. Tapi biasanya pada hari ke-7 bibit sudah mulai nampak tumbuh. Bibit cabai rawit gres sanggup kita dipindahkan ke lahan terbuka sehabis cabai berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan.
Perawatan budidaya cabai rawit
Penyiraman juga sangat diharapkan dikala isu terkini kemarau saja. Bila konsidisi terlalu kering tumbuhan cabai rawit juga sanggup mati. Pengairan ini sanggup dilakukan dengan kocoran atau merendam beberapa bedengan. Perendaman bendengan cukup dilakukan setiap dua ahad sekali. Pemukan susulan juga harus ditambahkan sehabis tumbuhan berumur semenjak 1 bulan ketika bibit ditanam. Selanjutnya berikan pemupukan susulan sehabis habis panen. Pemupukan susulan juga sanggup memakai media pupuk organik cair atau kompos. Berikan pupuk cair tersebut yang telah diencerkan sebanyak 100 ml untuk setiap pada tanaman. Sedangkan pupuk kompos juga sebanyak 500-700 gram. Bisa juga ditambahkan pupuk urea dan NPK sebagai pupuk tambahanya. Perawatan lain yang diharapkan adalah melaksanakan penyiangan. Sebab budidaya cabai rawit juga jarang memakai mulsa maka penyiangan harus dan wajib dilakukan lebih intensis. Upayakan bedengan untuk besih dari gangguan gulma.
Pemanenan cabai rawit
Cabe rawit yang sudah mulai berbuah dan sanggup dipanen sehabis umur 2,5-3 bulan semenjak bibit ditanam pada media. Periode panen ini sanggup berlangsung selama 6 bulan bahkan lebih dari 6 bulan. Umur tumbuhan cabai rawit sanggup mencapai 24 bulan. Frekuensi panen ada pada periode masa panen tersebut sanggup berlangsung hingga 15-18 kali. Namun semakin renta tanaman, produktivitasnya juga semakin rendah sehingga tidak memperlihatkan nilai hemat lagi untuk dipelihara. Untuk budidaya intensif, biasanya tumbuhan cabai rawit dipelihara hingga berumur 12 bulan. Budidaya yang baik juga sanggup menghasilkan total produksi hingga 30 ton/ha. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan cara memetik buah beserta tangkainya. Buah cabai rawit yang akan dipanen yaitu yang bentuknya ramping serta padat berisi. Tipe buah menyerupai inilah yang biasanya rasanya paling pedas dan dihargai lebih tinggi di pasar dibandingkan dengan buah yang besar namun kopong.
Pemilihan benih cabai rawit
Pilihlah benih yang juga sifatnya sesuai dengan kondisi lahan masing-masing. Bila sulit untuk didapatkan atau harganya begitu mahal, kita sanggup menyeleksi benih cabai rawit itu sendiri. Benih cabai rawit sanggup kita dapatkan dari hasil panen yang sebelumnya. Gunakan buah dari hasil panen ke-4 hingga ke-6. Buah yang akan dihasilkan pada periode panen ini biasanya mempunyai biji yang begitu optimal. Pada hasil panen pertama hingga ketiga, biji dalam buah cabai rawit ini juga biasanya jumlahnya masih sedikit. Sedangkan menjelang periode tamat panen jumlah biji cenderung lebih banyak tapi ukurannya yang sangat kecil-kecil. Untuk menentukan benih cabai rawit yang baik,Coba menentukan beberapa tumbuhan yang sehat dan terlihat sangat kuat. Dari tumbuhan tersebut coba pilih buah yang bentuknya begitu sempurna, bebas dari serangan beberapa penyakit dan hama. Kemudian biarkan buah tersebut akan menua pada pohon. Kalau memungkinkan biarkan juga buah hingga mengering pada pohonya. Setelah buah dipetik, dan potong secara membujur pada kulit buahnya. Kemudai yang dilakukan yaitu dengan cara memBuang biji yang terdapat pada potongan pangkal dan ujung buah, ambil beberapa biji pada potongan tengah. Biji pada potongan tengah biasanya yang paling berkualitas dan efektif. Kemudian rendam biji cabai rawit tersebut kedalam air bersih.Kemudian Buang biji yang mengambang, biji yang cocok sebagai benih yaitu yang berisi dan yang karam dalam air. Kemudian jemur biji cabai tersebut hingga kering, kira-kira selama 3 hari saja. Kecuali pada benih organik, kita sanggup memperlihatkan fungisida untuk menghindari banyak sekali serangan jamur yang menyerang. Kemudian simpan benih tersebut ditempat yang kering dan masih mempunyai sirkulasi udara yang baik. Bila pada penyimpanannya benar, benih cabai rawit sanggup bertahan hingga dua tahun.
Pengolahan tanah dan penanaman
Pengolahan tanah hendaknya dimulai dengan bersamaan pembibitan pertama kali. Sehingga ketika bibit cabai rawit sudah siap tanam, lahan sudah siap untuk digunakan menanam. Pengolahan tanah diawali dengan cara mencangkul atau membajak lahan sedalam 40 cm. Apabila lahan tersebut terlalu asam, netralkan dengan cara dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung dari tingkat keasaman tanah. kemudian coba buat bedengan dengan lebar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm dan panjang mengikuti kondisi lahan.Jarak antara bedengan selebar 60 cm.Kemudaian Campurkan pupuk organik tersebut, berupa kompos atau pupuk sangkar sebanyak 15-20 ton/ha. Bila tanahnya kurang subur bisa juga ditambahkan pupuk urea, SP36 dan KCl secukupnya dan jangan berlebihan. Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebenarnya juga akan meningkatkan sebuah produktivitas, namun harus dipertimbangkan dengan matang sebab biayanya yang juga agaka mahal. Melihat harga rata-rata cabai rawit dipasaran tidak setinggi harga cabai besar, penggunaan mulsa sanggup saja merugikan. Sebagai alternatifnya kita sanggup gunakan mulsa dari jerami. Hanya saja perlu pengawasan dan pemeliharaan yang lebih semoga pemakaian jerami tidak mengundang hama serta serangan penyakit.
Buat lubang tanam hingga jarak 50-60 cm, lubang tanam dibentuk dalam dua baris saja dalam satu bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Pembuatan lubang dibentuk zig-zag dan tidak sejajar. Hal ini berkhasiat untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari dan sirkulasi udara pada tanaman. Pindahkan bibit dalam polybag semai kedalam lubang tanam dengan cara menyobek atau mencopot polybag semai. kemudian kemudian coba siram dengan air untuk menjaga kelembabannya. Pemindahan bibit juga hendaknya dilakukan pada dikala pagi atau sore hari. Upayakan juga penanaman dalam satu hamparan sanggup selesai dalam sehari.
Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabai rawit bergotong-royong juga tahan terhadap serangan hama. Namun bukan berarti kebal terhadapserangan hama. Hama yang menyerang cabai besar sanggup juga menyerang pada tumbuhan cabai rawit. Hama tersebut antara lain yaitu lalat buah ,aphid,, kepik, dll. Sedangkan pada serangan penyakit yang biasa menyerang tumbuhan cabai rawit adalah kerdil, patek, keriting daun serta anyir buah. Penyakit tersebut kebanyakan akan menyerang ketika isu terkini hujan, terutama pada curah hujan tinggi dan lebat.
Demikian Cara sukses kebijaksanaan daya cabai rawit semoga mendapat hasil yang maksimal
Demikianlah Artikel Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar
Sekianlah artikel Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Cara Menanam Cabai Rawit Desa Yang Benar dengan alamat link https://sacerdoteamigo.blogspot.com/1989/06/cara-menanam-cabai-rawit-desa-yang-benar.html